Ilustrasi (AFP)
Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi menegaskan, Iran tidak mendukung negara manapun, termasuk Suriah yang notabene merupakan sekutunya, menggunakan senjata tersebut. Dia bahkan menyebut, penggunaan senjata kimia hanya akan memicu 'situasi yang mengakhiri segalanya'.
"Jika negara manapun... menggunakan senjata pemusnah massal, akan mengakhiri validitas, kelayakan, legalitas, dan sebagainya dari pemerintah negara itu sendiri," ujar Ali Akbar Salehi dalam forum Dewan Hubungan Internasional di New York, Amerika Serikat, seperti dilansir AFP, Selasa (2/10/2012).
Pernyataan Ali Akbar ini menjawab pertanyaan soal bagaimana reaksi Iran terhadap penggunaan senjata kimia oleh Suriah yang merupakan negara tetangganya. Lebih lanjut, dia menyatakan, penggunaan senjata kimia sama sekali tidak bisa diterima.
"Senjata pemusnah massal, seperti yang dikatakan sebelumnya, berlawanan dengan kemanusiaan, hal yang sangat tidak bisa diterima," tegasnya.
Diketahui bahwa Iran pernah menerima serangan senjata kimia dari Irak selama masa perang tahun 1980-1988 silam. Oleh karena itu, Iran dengan tegas menyatakan menentang penggunaan senjata semacam itu, meskipun negara-negara Barat dan Israel terus-menerus menuding Iran tengah mengembangkan sebuah bom nuklir.
Beberapa bulan terakhir, negara-negara Barat dikhawatirkan dengan upaya pengembangan senjata kimia yang dilakukan oleh Suriah. Bahkan Presiden Prancis Francois Hollande memperingatkan Suriah bahwa penggunaan senjata kimia bisa menjadi alasan kuat bagi intervensi asing di negara tersebut. Diketahui bahwa pada tahun 1970-an silam, gudang senjata kimia Suriah dikenal sebagai yang terbesar di kawasan Timur Tengah. Beberapa waktu lalu, pemerintah Suriah menyatakan pihaknya akan terpaksa menggunakan senjata kimia jika diserang militer asing.
(nvc/ita)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !