Headlines News :
resize
STOP Corruption, mulai dari kita. Sekarang !!Dewan Pelaksanan Cabang Clean Governance Lamongan. Against Corruption
Home » » Koruptor Dimangsa Anjing Lapar

Koruptor Dimangsa Anjing Lapar

Written By Unknown on Sunday, January 5, 2014 | 11:05 PM


Di saat masyarakat internasional masih terus memperjuangkan pemberlakuan Undang-Undang Hak Azasi Manusia (HAM) secara global, Presiden negara sosialis-komunis itu membunuh pamannya Jang Song Thaek, 67 tahun, dengan cara keji.
Sang paman, setelah ditangkap, diadili oleh pengadilan militer, divonis bersalah dengan ganjaran hukuman mati. Song Thaek kemudian ditelanjangi dan kedua tangannya diikat ke belakang.
Dalam keadaan tak berdaya, paman yang ikut membantu Kim agar punya 'grip' dalam rezim militer Korea Utara, dijebloskan ke dalam kandang anjing. Di situ, sudah menunggu 120 ekor anjing herder yang sudah lima hari sengaja tidak diberi makan.
Serta merta anjing-anjing peliharaan diktator muda itu memangsa Song Thaek. Saat tubuh Song Thaek dikoyak anjing-anjing herder, sekitar 300 pejabat Korea Utara disuruh menyaksikan langsung drama pembunuhan itu. Satu jam kemudian tragedi itu baru berakhir.
Presiden Korea Utara yang menggantikan ayahnya Kim Jong Il, tahun 2011, menyatakan puas dengan eksekusi tersebut. Rasa puas disampaikannya secara khusus dalam pidato resmi di malam pergantian tahun baru, melalui saluran televisi pemerintah.
Song Thaek, almarhum, dieksekusi dengan tuduhan berlapis: korupsi, bermain perempuan dan mau menggulingkan kekuasaan lewat kepemimpinan di Partai Komunis Korea Utara, satu-satunya partai yang ada di negera tersebut.
Bagi para pengamat Korea, baik yang berada di Asia maupun di Amerika Serikat, negara yang menempatkan Korea Utara sebagai negara berbahaya karena kemampuannya memproduksi senjata nuklir, eksekusi itu dilihat sebagai sebuah fenomena baru.
Karena membunuh secara kejam atas seorang manusia yang masih ada hubungan kekeluargaan, dengan cara keji, hanya mungkin dilakukan oleh manusia yang tidak punya rasa peri kemanusiaan.
Sementara Korea Utara, selama 50 tahun terakhir ini dikenal sebagai negara yang tidak peduli dengan penegakan HAM. Negeri komunis yang punya konsep sendiri tentang HAM dan peri kemanusiaan.
Kekhawatiran pun mengemuka. Sebab Kora Utara memiliki alat pemusnah manusia, berupa senjata nuklir. Penggunaan senjata pemusnah manusia itu, hanya bisa diputuskan oleh pemimpin tertinggi di Korea Utara. Nah, siapa lagi, kalau bukan Kim Jong Un, pemimpin termuda di dunia saat ini.
Ada kekhawatiran, kalau sampai 'darah mudah' nya yang berbicara, Korea Utara bisa saja menggunakan senjata nuklirnya untuk memusnahkan bangsa lain, manusia yang berkewargangeraan non-Korea.
Kalau pamannya saja bisa dibunuh secara keji, bagaimana dengan orang lain? Demikian logika sederhana yang jadi bahan kajian. Analisa lain, menyoroti ambisi politiknya. Antara lain, Kim Jong Un ingin memperkuat dan melanggengkan Dinasti Kim (Komunis) di Korea Utara. Sehingga untuk kepentingan itu, Kim harus menyingkirkan semua anasir yang bisa menggagalkan rencananya. Termasuk Song Thaek, yang isterinya merupakan adik perempuan terkecil dari mendiang ayah Presiden Korea Utara itu sendiri.
Tapi ada pula yang menganalisa, boleh jadi eksekusi itu lebih difokuskan pada upaya pembersihan korupsi di birokrasi pemerintahan Korea Utara. Cara ini ditempuh dengan meniru konsep China. Ketika China memulai pembangunan ekonominya di 1979, di bawah pimpinan Deng Xiao Peng, pemberantasan korupsi menjadi prioritas utama.
Korban atas kebijakan Deng Xiao Peng, memakan sejumlah petinggi China, Gubernur, walikota atau pemimpin partai. Eksekusi juga dilakukan di depan umum, mirip dengan eksekusi di Korea Utara yang menelan koran Song Thaek.
Yang membedakan, caranya, Di China belum ada laporan, pembunuhan terhadap koruptor dilakukan oleh lebih dari seratus anjing herder. China selama ini merupakan 'mentor' sekaligus 'pelindung' rezim di Korea Utara semenjak negara itu dipimpin oleh kakeknya (Kim Il Sung) kemudian ayahnya (Kim Jong Il). Kedua Kim senior sudah meninggal semuanya.
Rujukan tentang China mengemuka, sebab hubungan China dengan Kim Jong Un, sangat baik. Kim dilaporkan sering berlibur ke China dan diperlakukan sebagai tamu penting pemerintah.
Sejumlah laporan juga menyebutkan, Kim Jong Un, sudah mulai membuka pintu bagi wisatawan asing ke negerinya. Dan yang menjadi leader dalam promosi itu, Kim Jong Un sendiri. Promosi yang dilakukannya, mengingatkan hal serupa yang dilakukan pemimpin China, Deng Xiao Peng (almarhum).
Masuk akal kalau Kim Jong Un terinspirasi atas suksesnya pembangunan China. Sebab kedua negara itu sama-sama penganut ideologi sosialis-komunis. China saat ini, sekalipun masih merupakan negara komunis, tetapi sistem ekonominya sudah tidak berbeda dengan sistem kapitalis. Padahal komunis dan kapitalis selama ini dianggap dua konsep yang tak mungkin digabungkan.
Eksekusi hukuman mati di China terutama bagi koruptor, berdampak positif bagi pembangunan dan citra China. Korupsi dan jumlah koruptor di China, turun drastis. Bahkan ada yang menyebut, negara berpenduduk terbesar di dunia itu, tercatat sebagai anggota PBB yang "zero korupsi".
Dampak dari kebijakan memerangi korupsi ini telah membuat China menjadi salah satu negara terkuat ekonominya di dunia. Di 2011, kekuatannya melampaui Jepang.
Sukses China boleh jadi semakin membuat Kim Jong Un tak ragu menerapkan apa yang sudah dilakukan tetangganya. Adopsi Kim Jong Un atas konsep China ini, dilihat sebagai hal yang positif oleh Beijing. Buktinya China saat ini sedang membangun jalur kereta api super cepat ke Korea Utara. Jalur itu menghubungkan Shenyang (China) dan Dandong (Kore Utara) yang berjarak sekitar 207 kilometer.
Proyek yang lebih pantas disebut sebagai bantuan China kepada Korea Utara, diproyeksikan selesai di 2015. Salah satu tujuannya menjadikan Korea Utara sebagai mitra dagang China.
Pengaruh China pada Kim Jong Un, makin menjadi sorotan. Sebab gaya hidup Presiden Korea Utara ini, tidak sama dengan orangtua apalagi kakeknya. Dia lebih modern. Kim pernah disekolahkan di Swiss, selama 5 tahun (1993 - 1998). Ia juga pernah bekerja di Kedutaan Besar Kora Utara di Swiss. Ia lancar berbahasa Inggris dan Jerman.
Sehingga secara psikologis, adaptasi dan pandangannya tentang dunia luar, ekonomi yang maju dan modernisasi, relatif lebih mudah dan cepat. Latar belakang pendidikan Eropa ini, juga membuat gaya hidup Kim Jong Un, agak kebarat-baratan. Baru beberapa minggu Kim menggantikan ayahnya, ia sudah memamerkan isterinya kepada publik.
Secara alami, isterinya yang masih muda, terlihat cantik, seksi terutama karena pakaian dan asesoris yang dikenakannya, buatan Eropa. Yang jadi pembicaraan sekarang, apa dan bagaimana sepak terjang Kim Jong Un ke depan setelah ia menjagal seorang koruptor dari lingkar dalam pemerintahan. Atau apakah Korea Utara akan menjadi negara satelit China yang sesungguhnya ?
Yang terakhir ini jika terjadi, bakal jadi sorotan lagi, tak kalah menariknya dengan cara Kim Jong Un mengeksekusi seorang koruptor. [mdr]

Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

gif animator

Sponsor

gif animator

United Nations

UNICEF

UNICEF
The United Nations Children's Fund

World Health Organization

Popular Posts

Followers

 
Support : Creating Website | SMI Template | Suara Lamongan Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. suara lamongan - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Sentra Media Informatika