"Kami ingin dunia tahu nama dia sebenarnya. Putri saya tidak melakukan kesalahan, dia meninggal saat melindungi dirinya," kata sang ayah, Badri Singh Pandey kepada tabloid Inggris, The Sunday People seperti dilansir News.com.au, Senin (7/1/2013).
"Saya bangga padanya. Mengungkapkan namanya akan memberikan keberanian bagi wanita-wanita lain yang selamat dari serangan seperti ini. Mereka akan menemukan kekuatan dari putri saya," tutur pria berumur 53 tahun itu.
Badri pun menyerukan hukuman mati untuk keenam pelaku pemerkosaan brutal tersebut. "Hukum mati untuk mereka berenam. Orang-orang ini binatang!" cetusnya geram.
Media Inggris itu juga menampilkan foto sang ayah, tetapi disebutkan bahwa keluarga tidak menginginkan foto korban dipublikasikan.
Sesuai hukum India, para korban kejahatan seksual dilindungi dengan merahasiakan identitas mereka.
Sang mahasiswi kedokteran berumur 23 tahun itu diperkosa secara bergiliran di dalam bus yang tengah melaju di New Delhi pada 16 Desember lalu. Setelah diperkosa, korban dilempar ke jalanan oleh para pelaku yang terdiri dari lima pria dewasa dan seorang remaja berumur 17 tahun.
Korban akhirnya meninggal setelah 13 hari dalam kondisi kritis di rumah sakit. Peristiwa ini memicu kemarahan publik India yang menggelar serangkaian aksi demonstrasi besar-besaran. Pemerintah India pun merespons kecaman publik dengan berjanji akan mempercepat proses persidangan keenam pelaku.
(ita/nrl)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !