PM Israel Benjamin Netanyahu (Foto: Reuters)
TEL AVIV - Perdana Menteri Israel Benjamin
Netanyahu bersumpah akan membalas serangan verbal yang dilancarkan
Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad dalam pidatonya di sidang Majelis Umum
PBB di New York, Amerika Serikat (AS). Netanyahu menyampaikan hal
tersebut sesaat sebelum lepas landas menuju New York.
PM Israel itu mengatakan dia akan bicara mewakili warga Yahudi yang telah merasa terancam selama ini.
"Saya beritahukan kepada Anda, ketika saya berdiri dan berbicara di hadapan perwakilan delegasi negara-negara dunia, saya mewakili seluruh rakyat Israel. Rakyat Israel telah menghadapi setiap hambatan dalam kekuasaan tirani. Kami bersatu dalam aspirasi kami untuk perdamaian dan kami bersatu untuk memastikan keamanan bagi rakyat dan negara kami," ujar Netanyahu seperti dikutip Al Arabiya, Kamis (27/9/2012).
Sesaat sebelum keberangkatannya ke AS untuk menghadiri sidang Majelis Umum PBB, PM Netanyahu lebih dulu menyampaikan surat terbuka kepada rakyat Israel menandai berakhirnya hari suci Yom Kippur. Dalam suratnya Netanyahu bersumpah akan menghentikan Iran dalam mencapai ambisi nuklirnya.
"Saya akan melakukan berbagai cara untuk memastikan bahwa rezim Iran yang berusaha untuk menghukum mati kita tidak akan pernah memiliki senjata nuklir," tegasnya.
Presiden Ahmadinejad memilih untuk mengabaikan peringatan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon untuk tidak berpidato dengan berapi-api di dalam forum Majelis PBB. Pada gilirannya berpidato, Presiden Iran itu dengan lantang kembali menggugat eksistensi Israel di Timur Tengah, menyebut Negeri Yahudi itu berdiri atas bantuan Negara-negara Barat.
Dalam kesempatan yang sama Ahmadinejad juga menegaskan, negaranya saat ini tengah berada di bawah ancaman Zionis. Presiden Iran itu juga kembali menyerukan agar Israel segera dihapus dari peta dunia.
Israel saat ini gencar mendesak AS untuk menetapkan 'garis merah' yang jelas atas program nuklir Iran. Sesuatu yang selama ini seolah dihindari AS mengingat Negeri Paman berulang kali menekankan masih terbuka ruang dan waktu untuk menyelesaikan krisis nuklir Iran melalui upaya diplomatik.
Ada yang tidak biasa dalam pertemuan tahunan PBB kali ini. Bila umumnya Presiden Barack Obama memanfaatkan ajang ini untuk melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah kepala negara namun tahun ini Presiden AS itu memilih melewatkan hal tersebut bahkan pertemuan dengan PM Israel sekalipun.(rhs)
PM Israel itu mengatakan dia akan bicara mewakili warga Yahudi yang telah merasa terancam selama ini.
"Saya beritahukan kepada Anda, ketika saya berdiri dan berbicara di hadapan perwakilan delegasi negara-negara dunia, saya mewakili seluruh rakyat Israel. Rakyat Israel telah menghadapi setiap hambatan dalam kekuasaan tirani. Kami bersatu dalam aspirasi kami untuk perdamaian dan kami bersatu untuk memastikan keamanan bagi rakyat dan negara kami," ujar Netanyahu seperti dikutip Al Arabiya, Kamis (27/9/2012).
Sesaat sebelum keberangkatannya ke AS untuk menghadiri sidang Majelis Umum PBB, PM Netanyahu lebih dulu menyampaikan surat terbuka kepada rakyat Israel menandai berakhirnya hari suci Yom Kippur. Dalam suratnya Netanyahu bersumpah akan menghentikan Iran dalam mencapai ambisi nuklirnya.
"Saya akan melakukan berbagai cara untuk memastikan bahwa rezim Iran yang berusaha untuk menghukum mati kita tidak akan pernah memiliki senjata nuklir," tegasnya.
Presiden Ahmadinejad memilih untuk mengabaikan peringatan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon untuk tidak berpidato dengan berapi-api di dalam forum Majelis PBB. Pada gilirannya berpidato, Presiden Iran itu dengan lantang kembali menggugat eksistensi Israel di Timur Tengah, menyebut Negeri Yahudi itu berdiri atas bantuan Negara-negara Barat.
Dalam kesempatan yang sama Ahmadinejad juga menegaskan, negaranya saat ini tengah berada di bawah ancaman Zionis. Presiden Iran itu juga kembali menyerukan agar Israel segera dihapus dari peta dunia.
Israel saat ini gencar mendesak AS untuk menetapkan 'garis merah' yang jelas atas program nuklir Iran. Sesuatu yang selama ini seolah dihindari AS mengingat Negeri Paman berulang kali menekankan masih terbuka ruang dan waktu untuk menyelesaikan krisis nuklir Iran melalui upaya diplomatik.
Ada yang tidak biasa dalam pertemuan tahunan PBB kali ini. Bila umumnya Presiden Barack Obama memanfaatkan ajang ini untuk melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah kepala negara namun tahun ini Presiden AS itu memilih melewatkan hal tersebut bahkan pertemuan dengan PM Israel sekalipun.(rhs)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !