Pesawat Suriah yang dipaksa mendarat darurat (AFP)
Penggunaan pesawat penumpang untuk menyelundupkan peralatan militer tersebut disinyalir karena otoritas penerbangan sipil Turki melarang pesawat kargo Suriah untuk melintas di atas wilayahnya. Peralatan tersebut dibawa dengan menggunakan pesawat tipe Airbus A320 milik maskapai Syrian Airlines. Pesawat tersebut dikawal oleh sejumlah pesawat perang Turki hingga akhirnya mendarat darurat di Bandara Ankara.
"Kami bertekad untuk mengendalikan penyaluran senjata bagi rezim Suriah, yang akan digunakan untuk menghabisi nyawa rakyatnya tanpa ampun," ujar Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu seperti dilansir Sydney Morning Herald, Kamis (11/10/2012).
"Hal ini tidak bisa diterima karena melintasi wilayah udara Turki untuk menyalurkan barang seperti itu," imbuhnya.
Pesawat tersebut membawa 30 penumpang dan sejumlah kargo yang tidak dilaporkan. Namun tidak disebutkan lebih lanjut kargo apa yang dimaksud. Hanya disebutkan bahwa otoritas Turki berhasil menemukan sekitar 12-13 peti raksasa yang berisi peralatan militer yang ditujukan bagi tentara Suriah. Peralatan militer tersebut di antaranya seperti alat komunikasi dan jammer.
Pemerintah Rusia sendiri telah memberikan tanggapan terhadap insiden ini. Menurut Rusia, separuh penumpang pesawat tersebut merupakan warga sipil. Seorang pejabat tinggi Rusia yang enggan disebut namanya menyatakan, pihak Turki terus memeriksa dan menyisir pesawat tersebut selama beberapa jam untuk mencari keberadaan senjata, namun tidak membuahkan hasil.
Namun Menteri Davutoglu menyebutkan, pesawat dengan nomor penerbangan SRY442 tersebut telah diawasi sebelum memasuki wilayah udara Turki. Kemudian berdasarkan laporan intelijen, pesawat tersebut dihadang dan dikawal oleh pesawat militer Turki. Pasca insiden ini, Turki menunda semua penerbangan ke Suriah, yang dilakukan maskapai miliknya.
"Turki bukannya ingin menciptakan perang tapi memang sudah ada perang di Suriah," terang Davutoglu.
Lebih lanjut, Davutoglu berharap agar insiden ini tidak mempengaruhi hubungan bilateral kedua negara. Namun menurut Kantor Perdana Menteri Turki, kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Turki yang dijadwalkan akhir minggu ini, terpaksa ditunda akibat suatu hal yang tidak disebutkan.
(nvc/ita)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !