Foto : demonstrasi anti-OKI di Myanmar (naharnet)
MANDALAY - Ribuan pemuka agama Budha turun ke
jalanan kota Myanmar untuk memprotes Organisasi Konferensi Islam (OKI)
yang membantu warga Rohingya di Negara Bagian Arakan. Mereka menilai,
selama ini OKI tidak pernah bekerja untuk kemanusiaan.
Para pemuka agama itu membawa spanduk bertulisan "OKI Tidak Boleh Ada di Myanmar." Mereka pun berdemo di salah satu kota terbesar Myanmar, Mandalay.
"Kami tidak bisa menerima OKI di sini dan kami akan melanjutkan perjuangan kami. OKI tidak bekerja untuk HAM dan hanya mendukung hak untuk warga Muslim," ujar pemimpin aksi, Thaw Bi Ta, seperti dikutip AFP, Sabtu (13/10/2012).
Demonstran-demonstran itu mendesak Pemerintah Myanmar untuk memblokir rencana dari ke-57 anggota OKI, membuka perwakilan di Myanmar. Seperti diketahui, OKI selalu mengutarakan kekhawatirannya atas nasib warga Rohingya yang menjadi korban kekerasan sektarian di wilayahnya.
Pada September lalu, demonstrasi serupa juga dilakukan oleh para pemuka agama di Myanmar. Namun demonstrasi itu dilakukan guna mendukung Pemerintah Myanmar mendeportasi warga Rohingya.
Sejauh ini, warga Rohingya yang mayoritas beragama Islam kerap dituduh menjadi sumber kerusuhan di Myanmar. Mereka pun kerap dianggap bak teroris Benggala yang sering membunuh warga pribumi dengan sadis.
Kekerasan yang terjadi antara warga Negara Bagian Arakan dan warga Rohingya menelan korban sekira 80 orang. Peristiwa yang terjadi pada Juni lalu itu menuai kecaman dari sejumlah aktivis HAM dan beberapa negara Islam.
Sampai saat ini, warga Rohingya masih hidup di dalam kesengsaraan. Mereka dianggap sebagai kelompok minoritas yang paling terdiskriminasi di dunia ini, karena mereka tidak diakui sebagai warga negara Myanmar.
(AUL)
Para pemuka agama itu membawa spanduk bertulisan "OKI Tidak Boleh Ada di Myanmar." Mereka pun berdemo di salah satu kota terbesar Myanmar, Mandalay.
"Kami tidak bisa menerima OKI di sini dan kami akan melanjutkan perjuangan kami. OKI tidak bekerja untuk HAM dan hanya mendukung hak untuk warga Muslim," ujar pemimpin aksi, Thaw Bi Ta, seperti dikutip AFP, Sabtu (13/10/2012).
Demonstran-demonstran itu mendesak Pemerintah Myanmar untuk memblokir rencana dari ke-57 anggota OKI, membuka perwakilan di Myanmar. Seperti diketahui, OKI selalu mengutarakan kekhawatirannya atas nasib warga Rohingya yang menjadi korban kekerasan sektarian di wilayahnya.
Pada September lalu, demonstrasi serupa juga dilakukan oleh para pemuka agama di Myanmar. Namun demonstrasi itu dilakukan guna mendukung Pemerintah Myanmar mendeportasi warga Rohingya.
Sejauh ini, warga Rohingya yang mayoritas beragama Islam kerap dituduh menjadi sumber kerusuhan di Myanmar. Mereka pun kerap dianggap bak teroris Benggala yang sering membunuh warga pribumi dengan sadis.
Kekerasan yang terjadi antara warga Negara Bagian Arakan dan warga Rohingya menelan korban sekira 80 orang. Peristiwa yang terjadi pada Juni lalu itu menuai kecaman dari sejumlah aktivis HAM dan beberapa negara Islam.
Sampai saat ini, warga Rohingya masih hidup di dalam kesengsaraan. Mereka dianggap sebagai kelompok minoritas yang paling terdiskriminasi di dunia ini, karena mereka tidak diakui sebagai warga negara Myanmar.
(AUL)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !