
Reuters
"Amerika Serikat mengutuk secara keras aksi terorisme yang terjadi di kawasan Achrafieh, Beirut. Kami menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga dan orang-orang terkasih yang menjadi korban," ujar Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, seperti dilansir AFP, Sabtu (20/10/2012).
Serangan bom yang melanda kawasan distrik Ashrafiyeh yang mayoritas penduduknya beragama Kristen ini, menewaskan Kepala Intelijen Tentara Keamanan Libanon, Jenderal Wissam al-Hassan. Diketahui bahwa semasa hidup, Wissam dikenal anti-Suriah.
"Ini merupakan tanda bahaya bahwa ada pihak-pihak yang terus berusaha mengacaukan stabilitas Libanon," ucap Hillary.
"Libanon harus menutup bab dari masa lalu dan mengakhiri impunitas terhadap setiap pembunuhan politik dan aksi kekerasan lain yang bermotif politik. Kami menyerukan kepada seluruh pihak untuk menahan diri dan menghormati stabilitas dan keamanan Libanon," tegasnya.
Lebih lanjut, Hillary memastikan pihaknya terus berada di belakang Libanon. "Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk terciptanya Libanon yang mandiri, berdaulat dan stabil. Kami akan terus bekerja sama dengan mitra kami untuk menjaga stabilitas dan keamanan Libanon," tandas Hillary.
Pada Jumat (19/10) waktu setempat, ledakan dahsyat di terjadi Beirut, tepatnya di Lapangan Sassine, distrik Ashrafiyeh yang mayoritas penduduknya beragama Kristen. Lokasi terjadinya ledakan hanya berjarak 200 meter dari markas partau Kristen setempat, Phalange, yang juga dikenal anti-Suriah. Ledakan ini tercatat sebagai yang terburuk di ibu kota Libanon selama tahun-tahun terakhir.
Gambar-gambar televisi setempat menunjukkan sejumlah mobil hancur, beberapa gedung rusak berat dan salah satu gedung terbakar. Ledakan menghancurkan balkon rumah-rumah warga dan warga yang terluka berhamburan ke jalan-jalan.
(nvc/gah)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !