Protes anti-AS akibat peredaran film yang dinilai melecehkan Islam (Foto: NY Daily News)
MELBOURNE - Menteri Luar Negeri Australia Bob
Carr mengatakan negara-negara Arab harus membantu meredam kemarahan umat
Muslim menyusul peredaran film "Innocent of Muslims" dan kemunculan
kartun Nabi Muhammad. Menurut Carr bila tidak diredam maka akan terjadi
benturan peradaban yang mengerikan.
Menlu Australia itu juga mengungkapkan, umat Muslim seharusnya memiliki cara lain untuk mengungkapkan penolakan mereka terhadap berbagai hal yang dinilai menghujat dan merendahkan keyakinannya.
"Pemerintah di Negara-negara Arab juga dapat menyatakan sikap mereka tentunya dalam bahasa yang dimengerti Barat," ujar Carr, kepada radio ABC seperti dikutip Bernama, Jumat (21/9/2012).
Selain itu menurut Carr, penolakan atas berbagai hal yang dinilai melecehkan Islam juga dapat disampaikan langsung melalui dunia maya tanpa perlu melakukan demonstrasi yang berujung pada kericuhan.
"Sikap-sikap moderat tersebut lebih masuk akal dibandingkan sejumlah bentrokan belakangan ini yang dikhawatirkan dapat menimbulkan benturan peradaban mengerikan dalam beberapa dekade terakhir," tegas AS.
Carr mengungkapkan dirinya telah mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius terkait dengan sejumlah aksi demonstrasi yang menargetkan misi diplomatik negara-negara Barat.
Kedua Menlu ini sepakat bahwa umat Muslim yang marah atas peristiwa peredaran film "Innocent of Muslims" dan kemunculan kartun Nabi Muhammad dapat menggunakan jalur hukum untuk menggugat perilaku yang mereka nilai tidak sepantasnya dilakukan.
Sementara itu otoritas Prancis telah melarang aksi protes terkait peredaran film "Innocent of Muslims". Kendati demikian sejumlah pihak mengkhawatirkan bahwa unjuk rasa terkait dengan kemunculan kartun Nabi Muhammad akan digelar usai ibadah salat Jumat.
Prancis dikabarkan telah menginstruksikan penutupan terhadap kedutaan besar, pusat kebudayaan dan sekolah internasional Prancis yang berada di 20 Negara-negara Muslim. Hal ini dilakukan menyusul kemunculan kartun Nabi Muhammad di suratkabar Prancis Charlie Hebdo.(rhs) Khairisa Ferida
Menlu Australia itu juga mengungkapkan, umat Muslim seharusnya memiliki cara lain untuk mengungkapkan penolakan mereka terhadap berbagai hal yang dinilai menghujat dan merendahkan keyakinannya.
"Pemerintah di Negara-negara Arab juga dapat menyatakan sikap mereka tentunya dalam bahasa yang dimengerti Barat," ujar Carr, kepada radio ABC seperti dikutip Bernama, Jumat (21/9/2012).
Selain itu menurut Carr, penolakan atas berbagai hal yang dinilai melecehkan Islam juga dapat disampaikan langsung melalui dunia maya tanpa perlu melakukan demonstrasi yang berujung pada kericuhan.
"Sikap-sikap moderat tersebut lebih masuk akal dibandingkan sejumlah bentrokan belakangan ini yang dikhawatirkan dapat menimbulkan benturan peradaban mengerikan dalam beberapa dekade terakhir," tegas AS.
Carr mengungkapkan dirinya telah mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius terkait dengan sejumlah aksi demonstrasi yang menargetkan misi diplomatik negara-negara Barat.
Kedua Menlu ini sepakat bahwa umat Muslim yang marah atas peristiwa peredaran film "Innocent of Muslims" dan kemunculan kartun Nabi Muhammad dapat menggunakan jalur hukum untuk menggugat perilaku yang mereka nilai tidak sepantasnya dilakukan.
Sementara itu otoritas Prancis telah melarang aksi protes terkait peredaran film "Innocent of Muslims". Kendati demikian sejumlah pihak mengkhawatirkan bahwa unjuk rasa terkait dengan kemunculan kartun Nabi Muhammad akan digelar usai ibadah salat Jumat.
Prancis dikabarkan telah menginstruksikan penutupan terhadap kedutaan besar, pusat kebudayaan dan sekolah internasional Prancis yang berada di 20 Negara-negara Muslim. Hal ini dilakukan menyusul kemunculan kartun Nabi Muhammad di suratkabar Prancis Charlie Hebdo.(rhs) Khairisa Ferida
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !