Ilustrasi: Trend
WASHINGTON - Iran dan Israel terlibat adu
argumentasi dalam pertemuan tahunan badan atom PBB (IAEA). Negeri Persia
kabarnya mendesak Israel untuk menandatangani Perjanjian
Non-Proliferasi Nuklir (NPT) yang bertujuan menghentikan penyebaran
senjata nuklir.
"Saat ini Israel adalah satu-satunya pihak non-NPT di kawasan, kendati masyarakat internasional telah menyerukan penandatanganan tersebut berkali-kali," ujar Utusan Iran untuk IAEA Ali Asghar Soltanieh, seperti dikutip Trend, Jumat (21/9/2012).
"Perdamaian dan stabilitas tidak dapat dicapai di Timur Tengah sementara sebagian rezim yang memiliki senjata nuklir terus mengancam kawasan ini dan sekitarnya," imbuhnya.
Pernyataan Soltanieh ini dimentahkan oleh Utusan khusus Israel untuk IAEA Ehud Azoulay. Utusan Israel itu dengan tegas menunjuk bahwa program nuklir yang tengah dikejar Iran membuat Negeri Persia itu menjadi ancaman nyata.
"Ancaman yang paling signifikan terhadap rezim NPT adalah mereka (Iran) yang mengejar kemampuan membuat senjata nuklir dengan berkedok sebagai anggota NPT," tegas Utusan Israel tersebut.
"Adalah Iran yang merupakan ancaman terbesar bagi perdamaian dan keamanan di Timur Tengah dan sekitarnya. Tidak ada satu pun kata-kata di ruangan ini yang dapat mendistorsi fakta yang sebenarnya di balik dorongan Iran untuk memiliki senjata nuklir," ungkap Azoulay.
Kedua negara ini bahkan belum memutuskan apakah mereka akan hadir dalam konferensi yang ditujukan untuk menciptakan kawasan Timur Tengah yang bebas dari senjata nuklir. Konferensi ini akan diselenggarakan oleh Finlandia pada akhir 2012 mendatang.
Menyikapi konferensi tersebut, Ketua badan atom Israel (IAEC) Shaul Horev mengatakan situasi yang tidak stabil dan permusuhan yang terjadi di Timur Tengah 'tidak kondusif' untuk menciptakan kawasan bebas senjata nuklir.
"Kondisi bebas nuklir hanya dapat diciptakan bila ada perdamaian dalam jangka waktu yang dimungkinkan di kawasan," ujar Horev.
Dalam pertemuan tersebut mayoritas negara yang hadir telah setuju agar seluruh negara di kawasan Timur Tengah menandatangani NPT terkecuali Israel. Negeri Yahudi itu pun mengungkapkan pembelaannya.
"Israel mengakui pentingnya NPT. Namun pengalaman yang telah terbukti di Timur Tengah menujukkan bahwa NPT bukan jawaban atas tantangan keamanan di kawasan," tegas Wakil ketua IAEC David Danieli.(rhs)
"Saat ini Israel adalah satu-satunya pihak non-NPT di kawasan, kendati masyarakat internasional telah menyerukan penandatanganan tersebut berkali-kali," ujar Utusan Iran untuk IAEA Ali Asghar Soltanieh, seperti dikutip Trend, Jumat (21/9/2012).
"Perdamaian dan stabilitas tidak dapat dicapai di Timur Tengah sementara sebagian rezim yang memiliki senjata nuklir terus mengancam kawasan ini dan sekitarnya," imbuhnya.
Pernyataan Soltanieh ini dimentahkan oleh Utusan khusus Israel untuk IAEA Ehud Azoulay. Utusan Israel itu dengan tegas menunjuk bahwa program nuklir yang tengah dikejar Iran membuat Negeri Persia itu menjadi ancaman nyata.
"Ancaman yang paling signifikan terhadap rezim NPT adalah mereka (Iran) yang mengejar kemampuan membuat senjata nuklir dengan berkedok sebagai anggota NPT," tegas Utusan Israel tersebut.
"Adalah Iran yang merupakan ancaman terbesar bagi perdamaian dan keamanan di Timur Tengah dan sekitarnya. Tidak ada satu pun kata-kata di ruangan ini yang dapat mendistorsi fakta yang sebenarnya di balik dorongan Iran untuk memiliki senjata nuklir," ungkap Azoulay.
Kedua negara ini bahkan belum memutuskan apakah mereka akan hadir dalam konferensi yang ditujukan untuk menciptakan kawasan Timur Tengah yang bebas dari senjata nuklir. Konferensi ini akan diselenggarakan oleh Finlandia pada akhir 2012 mendatang.
Menyikapi konferensi tersebut, Ketua badan atom Israel (IAEC) Shaul Horev mengatakan situasi yang tidak stabil dan permusuhan yang terjadi di Timur Tengah 'tidak kondusif' untuk menciptakan kawasan bebas senjata nuklir.
"Kondisi bebas nuklir hanya dapat diciptakan bila ada perdamaian dalam jangka waktu yang dimungkinkan di kawasan," ujar Horev.
Dalam pertemuan tersebut mayoritas negara yang hadir telah setuju agar seluruh negara di kawasan Timur Tengah menandatangani NPT terkecuali Israel. Negeri Yahudi itu pun mengungkapkan pembelaannya.
"Israel mengakui pentingnya NPT. Namun pengalaman yang telah terbukti di Timur Tengah menujukkan bahwa NPT bukan jawaban atas tantangan keamanan di kawasan," tegas Wakil ketua IAEC David Danieli.(rhs)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !