Tabloid Charlie Hebdo (Foto: AFP)
KAIRO - Kelompok Ikhwanul Muslimin (IM)
mendesak pihak Prancis untuk mengambil tindakan atas tabloid yang
mempublikasikan kartun Nabi Muhammad. IM membandingkan tindakan Prancis
melarang majalah yang mempublikasikan foto setengah telanjang Istri
Pangeran William.
"Pemerintah Prancis seharusnya bisa mengambil tindakan terhadap tabloid (Charlie Hebdo), yang telah menyerang lambang keagamaan," ujar kelompok IM, seperti dikutip AFP, Sabtu (22/9/2012).
"Pemerintah Prancis sudah mengambil tindakan terhadap majalah yang mempublikasikan foto seronok dari Kate Middleton dan sebelumnya para penentang Holocaust," lanjut pernyataan tersebut.
Pihak Pengadilan Prancis sebelumnya sudah melarang publikasi dari foto setengah telanjang dari perempuan yang bergelar Duchess of Cambridge tersebut, pada Kamis (20/9/2012).
Pertentangan atas pemuatan kartun itu memang mengundang kontroversi di negara-negara Muslim. Sebelumnya, dunia sudah menyaksikan rangkaian protes menentang film "Innocent of Muslim", yang pada akhirnya menyebabkan tewasnya Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Libya Christopher Stevens di Bengazhi.
Gedung Putih pun sempat menyuarakan kekhawatirannya atas publikasi kartun Nabi Muhammad tersebut. Sementara tokoh parlemen Eropa Cohn-Bendit mengatakan, Charlie Hebdo sebagai tabloid idiot.
Akibat publikasi ini Pemerintah Prancis meningkatkan keamanan di beberapa kedutaan besar negara asing di Paris. Selain itu, Pemerintah Prancis juga memutuskan untuk menutup kantor kedutaan mereka di sekira 20 negara, Jumat (21/9/2012) kemarin.(faj)
"Pemerintah Prancis seharusnya bisa mengambil tindakan terhadap tabloid (Charlie Hebdo), yang telah menyerang lambang keagamaan," ujar kelompok IM, seperti dikutip AFP, Sabtu (22/9/2012).
"Pemerintah Prancis sudah mengambil tindakan terhadap majalah yang mempublikasikan foto seronok dari Kate Middleton dan sebelumnya para penentang Holocaust," lanjut pernyataan tersebut.
Pihak Pengadilan Prancis sebelumnya sudah melarang publikasi dari foto setengah telanjang dari perempuan yang bergelar Duchess of Cambridge tersebut, pada Kamis (20/9/2012).
Pertentangan atas pemuatan kartun itu memang mengundang kontroversi di negara-negara Muslim. Sebelumnya, dunia sudah menyaksikan rangkaian protes menentang film "Innocent of Muslim", yang pada akhirnya menyebabkan tewasnya Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Libya Christopher Stevens di Bengazhi.
Gedung Putih pun sempat menyuarakan kekhawatirannya atas publikasi kartun Nabi Muhammad tersebut. Sementara tokoh parlemen Eropa Cohn-Bendit mengatakan, Charlie Hebdo sebagai tabloid idiot.
Akibat publikasi ini Pemerintah Prancis meningkatkan keamanan di beberapa kedutaan besar negara asing di Paris. Selain itu, Pemerintah Prancis juga memutuskan untuk menutup kantor kedutaan mereka di sekira 20 negara, Jumat (21/9/2012) kemarin.(faj)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !